Translate

Thursday 28 February 2013

teriakan kaum buruh


KAUM BURUH BUKAN UNTUK DI TIPU



tetes keringat
belum tersntuh lembut belain embun
kata manis sering terucap
pada bibir yang menipu

wahai orang tua manusiakanlah manusia
jika memang harkat mu manusia
bukan hanya kau yang punya perut
kami juga punya perut
anak istri kami juga punya perut

bukankah sistem penjajahan sudah di hapuskan ???
lalu kenapa kau menjajah tetes keringat kami...
kami hanya menunut hak kami..
bukan hak kamu..
kewajiban telah terlaksana
tapi hak kami belum di ijabah

dimana letak keadilan ???
apakah hanya untuk kau yang dermawan
yang punya segudang uang
bukan untu kami yang meringis kelaparan
di antara hiru pikuk keramain kota

keluh kesah ini hanya celoteh
tiada berguna di mata mereka
bagau butiran debu yang tiada arti

wahai manusia yang duduk dalam singgah sana yang megah
dengarlah jerit rintihan kami
jangan kau hanya duduk berpagku tanagan
jangan kau hanya memandang
jangan kau hanya berjanji
apalagi duduk santai sambi minum kopi


TANAH INI MENGAJARKU ARTI HIDUP



TANAH INI MENGAJARKU ARTI HIDUP

rindu mencabik nurani
entah apa yang aku cari
sedangkan mimpi  terbeli materi
lalu untuk apa aku disini ??

ingin ku luapkan semua
segala keresahan ini
betapa pedihnya hidup di rantauan
hanya cita yang membuatku bertahan

perjalanan ini penuh dengan duri
langkah kaki tertatih-tatih
meringis dan merintih
tak ada yang peduli

baru aku sadari
siapalah diri ini
untuk apa kita hidup
dan bagaimana cara kita hidup
yang selama ini menjadi misteri







Wednesday 13 February 2013

hidup

mengajar waktu
memburu pilu
menikam resah
mencambuk gelisah
semua semakin tersisi
dalam dunia yangg sepi
haaaaaaah teras begitu hambar
setelah sekian lama aku terkapar
dalam relung jiwa yang kosong
dalam lidah yang sering berbohong
aku tertawa berasama malam yang kelam
menyusuri lorong-lorong hitam
yang ada hanya kabut penyesalan
yang datang meggoda nafsu
tak pernah aku sadari
semua itu adalah ilusi
aku ingin pergi dan berlari
menuju dermaga sepi
membelai sunyi dalam dekapan sepi

Tuesday 12 February 2013

negara demokrasi



negaraku demokrasi
tak heran  semua orang saling berebut kursi
Semua berlomba untuk mencapi ambisi
Dengan alasan memajukan negeri
Semua itu hanya ilusi
Untuk merekrut rekomendasi dari instansi
Dengan gagah berani
kau bertindak semau sendiri
tanpa peduli kepentingan negeri
yang penting hasrat terpenuhi
masalah lain pikirkan nanti
celoteh mu bagai dewa
tingkah mu bagai raja
kebijaksanaanmu menyiksa jiwa
keadilan kau perjual belikan
kau gaadaaikan harga diri demi materi
kau jual janji demi materi
korupsi semakin menjadi-jadi
kaum melarat makin tersisi
 kau diam dan tertawa
neagara ku demokrasi
mulai berbenah diri







Thursday 7 February 2013

langit merah



Langit merah

Setelah kepergianmu
Aku merasa bukan siapa-siapa
Semangatku luluh lanta
Bagai jiwa tak bernyawa
Hari-hari ku sepi tanpa mu
Kau begitu jauh di ujung samudra
Tanpa kabar berita
Aku disini sendiri
Menantimu
 dalam tirai kamar rindu
 segala kenangan indah
masih tepatri indah dalam butiran sejarah
adakah engakau tahu
Aku merindukanmu di setiap jengkal waktu
Ku tatap langit berwarna merah
Seperti hatiku yang terbakar  api asmara




Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger